Kecelakaan Tragis Mahasiswa UGM: Menuntut Keadilan untuk Argo (Justice for Argo)
Tragedi memilukan kembali mengguncang dunia pendidikan Indonesia. Seorang mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) bernama Argo Ericko Achfandi meninggal dunia setelah terlibat dalam kecelakaan maut yang melibatkan mobil BMW pada Sabtu dini hari, 24 Mei 2025, di Jalan Palagan Tentara Pelajar, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta.
Kabar ini langsung menyebar luas di media sosial dan memicu kemarahan serta kesedihan masyarakat, khususnya di kalangan civitas akademika dan pengguna platform X (sebelumnya Twitter). Tagar #JusticeForArgo pun ramai diperbincangkan dan menjadi trending sebagai bentuk solidaritas dan tuntutan keadilan.
Kronologi Kecelakaan: Malam yang Mengubah Segalanya
Menurut laporan dari pihak kepolisian, insiden tragis ini terjadi sekitar pukul 01.00 WIB. Argo yang sedang mengendarai sepeda motor Honda Vario hendak memutar balik arah ke selatan. Tanpa disangka, dari arah belakang datang mobil BMW dengan kecepatan tinggi yang dikemudikan oleh Christiano Pangarapenta Pangidahen Tarigan, mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM.
Karena jarak yang terlalu dekat dan kemungkinan kurangnya antisipasi dari pengemudi, tabrakan tidak terhindarkan. Motor Argo terpental akibat benturan keras, dan mobil BMW tersebut masih terus melaju hingga menabrak mobil Honda CRV yang tengah terparkir di pinggir jalan. Argo dinyatakan meninggal di tempat akibat luka serius di kepala dan tubuhnya.
Sosok Argo Ericko Achfandi
Argo dikenal sebagai mahasiswa hukum yang cerdas, kritis, dan aktif dalam berbagai kegiatan kampus. Ia sering menyuarakan keadilan sosial dan hak-hak masyarakat melalui forum diskusi dan media kampus. Banyak teman dan dosen menggambarkan Argo sebagai pribadi yang rendah hati dan berintegritas tinggi.
Kehilangan Argo tidak hanya dirasakan oleh keluarganya, tapi juga oleh lingkungan kampus dan komunitas mahasiswa yang mengenalnya. Sosoknya dianggap sebagai teladan generasi muda yang peduli terhadap masyarakat dan hukum.
Reaksi Publik: Solidaritas dan Tuntutan Keadilan
Tak butuh waktu lama, media sosial pun dipenuhi oleh ucapan belasungkawa, testimoni pribadi, dan kemarahan atas insiden ini. Tagar #JusticeForArgo mulai digunakan ribuan kali di platform X dan menjadi trending nasional pada 26 dan 27 Mei 2025.
Banyak yang mempertanyakan apakah proses hukum akan berjalan dengan adil, mengingat pelaku merupakan mahasiswa dari keluarga berada dan menggunakan mobil mewah. Masyarakat pun menuntut transparansi dari pihak kepolisian dan kampus untuk memastikan bahwa tidak ada upaya melindungi pelaku dari konsekuensi hukum.
Seruan dari Kalangan Mahasiswa dan Aktivis
Organisasi mahasiswa, aktivis, dan bahkan alumni UGM menyuarakan tuntutan agar keadilan benar-benar ditegakkan. Beberapa aksi solidaritas digelar di kampus UGM dan sejumlah titik di Yogyakarta, dengan membawa spanduk dan poster bertuliskan "Keadilan untuk Argo".
Petisi daring juga dibuat dan ditandatangani oleh puluhan ribu orang hanya dalam hitungan jam. Petisi ini menyerukan proses hukum yang tegas, objektif, dan tanpa intervensi.
Tanggapan Resmi dari Universitas Gadjah Mada
UGM, sebagai institusi tempat korban dan pelaku menempuh pendidikan, menyampaikan duka cita mendalam atas peristiwa ini. Melalui keterangan tertulis, pihak UGM menyatakan menyerahkan penanganan kasus kepada aparat penegak hukum dan akan bersikap netral serta mendukung penuh jalannya proses investigasi yang adil.
UGM juga menjamin bahwa tidak akan ada intervensi dari pihak kampus yang berpotensi mengganggu jalannya hukum. Pernyataan ini diharapkan mampu meredam kekhawatiran publik terkait potensi impunitas dalam kasus ini.
Tantangan Penegakan Hukum di Indonesia
Kasus Argo menjadi cerminan dari keresahan publik akan ketimpangan hukum di Indonesia. Keadilan sering kali dinilai berpihak pada mereka yang memiliki akses, kekuasaan, dan kekayaan. Oleh karena itu, kasus ini menjadi momen penting untuk membuktikan bahwa hukum benar-benar berlaku bagi semua warga negara.
Transparansi dalam proses penyelidikan, penyampaian hasil visum, serta penanganan pelaku harus dilakukan secara terbuka. Masyarakat kini lebih kritis dan tak segan mengawasi lewat media sosial serta saluran publik lainnya.
Harapan untuk Perubahan
Argo mungkin telah tiada, namun suaranya kini bergema lebih kuat. Ia menjadi simbol perjuangan keadilan bagi banyak anak muda Indonesia. Masyarakat berharap, tragedi ini menjadi titik balik bagi penegakan hukum yang lebih tegas, berani, dan tak pandang bulu.
Gerakan #JusticeForArgo harus menjadi dorongan bagi institusi negara untuk membuktikan bahwa setiap nyawa anak bangsa dihargai, dan bahwa keadilan tidak hanya menjadi jargon, tapi kenyataan yang dirasakan rakyat.
Kita semua berharap agar proses hukum terhadap kasus ini berlangsung transparan dan adil. Tidak hanya demi Argo dan keluarganya, tetapi juga demi kepercayaan masyarakat terhadap sistem hukum di Indonesia.
Tragedi ini adalah luka bagi dunia pendidikan, tetapi juga bisa menjadi pelajaran penting bagi bangsa. Mari terus mengawal, mengingat, dan menyuarakan: Justice for Argo!